Minggu, 01 Desember 2013

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN [BUDIDAYA BIVALVIA (SCALLOP)]


TUGAS MATA KULIAH
 TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
BUDIDAYA BIVALVIA (SCALLOP)








  

             Kelompok 7
                           BDP

 Choirul Anam                          
Catleya Kusuma Wardhani     
           Dyah Ayu Fitria                    




PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013


BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
             Kerang merupakan salah satu sumberdaya yang berasal dari perikanan tangkap, yang mempunyai potensi besar dan nilai ekonomis yang tinggi, namun belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Salah satu spesies kerang yang mulai dimanfaatkan adalah kerang simping, kerang simping adalah nama lokal dari Amusium pleuronectes di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara penghasil Amusium pleuronectes, selain Philipina dan Australia
            Scallop atau kerang simping (Amusium pleuronectes) merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan karena memiliki nilai ekonomi tinggi dalam perdagangan internasional. Sumberdaya perikanan sangat beragam jenisnya. Berbagai jenis pemanfaatan telah dilakukan dan hasilnya mendatangkan keuntungan dengan nilai ekonomi yang besar.
            Scallop adalah sejenis kekerangan dari keluarga Pectinidae, Ordo Ostreoida, dan terdiri dari beberapa Genus diantaranya Amusium, Pecten, Argoipecten, Aequipecten, Placopecten dan lain-lain. Scallop mudah dikenali dengan bentuk cangkang kerangnya yang simetris seperti kipas dan seringkali berwarna cerah menarik sehingga tak jarang dijadikan bahan ataupun simbol dekoratif. Nama scallop berasal dari nama kuno pelabuhan laut Kanaanit di jazirah Timur Tengah yaitu Ascallon (Ashkelon), yang banyak dihuni oleh kekerangan jenis tersebut. Keluarga Pectinidae memiliki sekitar 30 jenis dengan 350 species. Karena hidup di hampir semua perairan laut di dunia, scallop dijuluki sebagai kerang kosmopolitan.
            Scallop merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dalam perdagangan. Bahkan di beberapa negara menjadi komoditas unggulan untuk ekspor dan juga diatur sistem penangkapannya dengan undang-undang karena dikhawatirkan terjadi tangkap lebih (overfishing).
            Scallop juga dijumpai di perairan laut Indonesia dan sering disebut kerang kapak atau jenis tertentu disebut kerang simping dengan nama internasional Asian Moon Scallop (Amusium pleuronectes). Di beberapa negara telah sukses dengan budidaya dan penangkapan scallop untuk skala industri tetapi di Indonesia belum. Di Indonesia, lezatnya scallop atau kerang simping (Amusium plueronectes) baru dikenal oleh sebagian masyarakat pecinta seafood (makanan laut). Secara nasional, produksi scallop atau kerang simping di Indonesia terus meningkat. Kerang simping atau scallop cukup menyebar di perairan Indonesia namun belum semua daerah memproduksi atau mencatatnya.

1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari makalah Budidaya Bivalvia (Scallop) adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana cara membudidayakan scallop dengan baik?
2.    Bagaimana teknik-teknik pemeliharaan scallop?

1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah Budidaya Bivalvia (Scallop) adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui seleksi induk scallop dengan baik.
2.    Untuk mengetahui bagaimana teknik-teknik pembudidayaan scallop.

1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah Budidaya Bivalvia (Scallop) adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai sumber bacaan bagi pembudidaya kerang.
2.    Sebagai pengetahuan tambahan dalam membudidayakan scallop atau kerang bagi mahasiswa perikanan dan masyarakat luas.

BAB II. ISI

2.1. Karakteristik Scallop
            Bentuk karakteristik scallop (Amusium pleuronectes) adalah bentuk cangkang bundar, pipih, tipis dengan lebar mencapai 8 cm. Pada bagian luar cangkang terdapat garis-garis radial sekitar 20-35, yang memusat ke arah kerucut, serta garis-garis konsentris yang tidak jelas. Garis-garis radial pada bagian dalam cangkang jauh lebih jelas daripada bagian luar sebanyak 25-35. Warna dan bentuk kedua belahan cangkang tidak sama. Belahan yang satu berwarna merah-coklat dan lebih cembung daripada belahan lainnya yang berwarna agak pucat. Kaki dan otot aduktor anterior tereduksi. Sifon tidak ada. Pada waktu muda hewan ini melekatkan diri pada substrat dengan benang bisus. Setelah dewasa berenang zig-zag dengan cara membuka dan menutupkan kedua cangkangnya secara teratur. Hidup di daerah pantai pada tempat-tempat yang agak dalam ( kedalaman 18-40 m) dengan substrat dasar berpasir. Panjang cangkang 80-90 mm. penyebaran species ini dari Samudra Hindia sampai Samudra Pasifik bagian Barat.

Gambar 1. Kerang Simping atau Asian Moon Scallop (Amusium pleuronectes)

2.2. Klasifikasi Scallop
Sistematika Klasifikasi :
Kingdom                     : Animalia
Phylum                        : Mollusca
Class                            : Bivalvia
Ordo                            : Pterioida
Familia                        : Pectinidae
Genus                          : Amusium
Species                        : Amusium pleuronectes
Common name            : Asian Moon Scallop
Nama Lokal                : Kerang Simping

2.3. Pemeliharaan dan Seleksi Induk
            Indukan scallop di ambil dari laut, namun pengambilan indukan ini harus menunggu datangnya musim scallop karna kerang simping tidak berproduksi sepanjang tahun. Produksi kerang simping hanya musiman pada bulan-bulan tertentu saja. Hasil analisis rata-rata bergerak terhadap data produksi kerang simping selama 4 tahun menunjukkan bahwa musim kerang simping berkisar antara bulan Januari hingga bulan Mei dengan musim puncak pada bulan Maret setiap tahun. Indukan scallop di ambil yang sudah matang gonadnya, bentuknya besar, dan warna kulitnya terang.


Gambar 2. Scallop dengan gonad yang sempurna

2.4. Teknik Pemijahan
            Teknik pemijahan dilakukan dengan memeriksa induk-induk yang sedang hamil selama beberapa hari. Jika sebagian besar dari mereka sudah kempis perutnya, maka berarti mereka sudah memijah dan kolektor-kolektor bisa segera dipasangkan. Tetapi cara yang terakhir ini masih diragukan kecermatannya, karena kerapkali para burayak mati atau hanyut beberapa hari setelah pemijahan. Wadah pemijahan : Aquarium volume 80-100 liter yang dilengkapi dengan thermometer, aerasi dan haeter otomatis. Pemijahan alamiah terjadi pada saat bulan terang dan gelap, pemijahan terjadi antara tengah malam sampai dini hari yaitu pukul 23.00-06.00 pagi, dengan proses pemijahan induk jantan mengeluarkan sperma 45-60 menit kemudian diikuti oleh induk betina mengeluarkan telur dengan perbandingan 1:3.

2.5. Penetasan Telur
            Setelah dibuahi, telur diinkubasi pada wadah inkubasi sampai menetas.

2.6. Pemeliharaan Larva dan Benih
            Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya kerang diantaranya: 1. Kualitas Air Kualitas Air ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: a. Salinitas (kadar garam dari air tersebut) b. Suhu c. Intensitas Cahaya d. Ke- cepatan Arus e. Kedalaman Air. Kegiatan pemeliharaan larva meliputi :  Penyiapan pakan awal larva,  Pemeliharaan larva  (stadia trochopora, veliger, torson, settlemen), dan Pemanenan larva. Persiapan pakan alami untuk larva, Plankton adalah pakan alami yang disediakan melalui kultur di wadah terkontrol. Kultur plankton ada 3 tahapan: Skala Laboratorium, Semi Massal, dan Skala Massal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plankton: nutrien yng dibutuhkan, suhu, salinitas, pH, morfologi dan intensitas cahaya. Pemberian pakan dengan pakan alami tersebut di atas biasanya diberikan sehari 3 kali. Untuk tingkat consentrasi pakan alami, minimal 10 ekor/cc plankton yang selalu tersedia pada bak pemeliharaan larva. Benih scallop muda dipelihara dalam pearl nets dengan kepadatan 30-35 ekor dan ditempatkan pada empat lokasi yang mewakili perairan permukaan (7 m), dasar perairan (14 m), di luar lokasibudidaya (outer edge), di tengah-tengah lokasi budidaya (centre). Pertumbuhan jaringan lunak (whole tissue weight) diamati setiap bulan sekali. Monitoring terhadap suhu dan ketersediaan pakan pada permukaan dan dasar perairan juga dilakukan.

2.7. Pendederan
            Pemilihan lokasi sangat penting untuk perkembangbiakan kerang seperti membuat tambak atau dapat juga di laut. Dicari lokasi yang terlindung agar kolektor-kolektornya tidak rusak atau hanyut karena amukan angin atau gelombang. Kedalaman pemasangan kolektor yang dapat ditempeli spat tiram sangat bervariasi, mulai dari kolektor yang paling ideal adalah diperoleh dari pengalaman. Penebaran dapat dilakukan pada bak pemeliharaan larva yang dilengkapi dengan feeder plate. Untuk penempatan satu unit KJA harus memanjang melawan ombak dan arah angin, arah arus menyamping dari arah rakit, hal ini bertujuan untuk melancarkan sirkulasi air dalam jarring.

2.8. Pemanenan
            Kerang simping yang telah ditangkap dengan jaring arad dikeluarkan dari jaring dan dipisahkan dari jenis tangkapan yang lain. Selanjutnya dipindahkan ke box penyimpanan di atas kapal dengan diberi pecahan es agar hasil tangkapan tetap segar sampai ke tempat pendaratan ikan.
            Produk kerang simping sendiri dijual dalam keadaan segar, dibekukan, dikeringkan, dan diasinkan. Untuk dijual lokal biasanya masih dalam bentuk utuh (masih terbungkus cangkang) sedangkan untuk ekspor produk kerang simping ini dengan dibuang bagian sebelah cangkangnya yang bagian atas dan selain itu juga dibuang bagian organ dalam (mantel, ginjal, insang dan testis) disebut dengan “Half Shell”, dan jika disisakan otot aduktor (scallop meat) beserta gonad tanpa cangkang yang disebut “Rhoe On” dan jika hanya disisakan otot aduktor (scallop meat) saja disebut “Rhoe Off”.


BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah Budidaya Scallop adalah sebagai berikut:
1. Indukan scallop di ambil dari laut, namun pengambilan indukan ini harus menunggu datangnya musim scallop karna kerang simping tidak berproduksi sepanjang tahun. Indukan scallop di ambil yang sudah matang gonadnya, bentuknya besar, dan warna kulitnya terang.
2. Teknik-teknik budidaya scallop meliputi : Pemeliharaan dan Seleksi Induk, Indukan scallop di ambil yang sudah matang gonadnya, bentuknya besar, dan warna kulitnya terang. Teknik Pemijahan, dilakukan dengan memeriksa induk-induk yang sedang hamil selama beberapa hari. Wadah pemijahan : Aquarium volume 80-100 liter yang dilengkapi dengan thermometer, aerasi dan haeter otomatis. Pemijahan alamiah terjadi pada saat bulan terang dan gelap, pemijahan terjadi antara tengah malam sampai dini hari yaitu pukul 23.00-06.00 pagi, dengan proses pemijahan induk jantan mengeluarkan sperma 45-60 menit kemudian diikuti oleh induk betina mengeluarkan telur dengan perbandingan 1:3. Penetasan Telur, setelah dibuahi, telur diinkubasi pada wadah inkubasi sampai menetas. Pemeliharaan Larva dan Benih, pemeliharaan larva meliputi :  Penyiapan pakan awal larva,  Pemeliharaan larva  (stadia trochopora, veliger, torson, settlemen), dan Pemanenan larva. Pendederan, pemilihan lokasi sangat penting untuk perkembangbiakan kerang seperti membuat tambak atau dapat juga di laut. Penebaran dapat dilakukan pada bak pemeliharaan larva yang dilengkapi dengan feeder plate. Untuk penempatan satu unit KJA harus memanjang melawan ombak dan arah angin, arah arus menyamping dari arah rakit, hal ini bertujuan untuk melancarkan sirkulasi air dalam jarring. Pemanenan, kerang simping yang telah ditangkap dengan jaring arad dikeluarkan dari jaring dan dipisahkan dari jenis tangkapan yang lain. Selanjutnya dipindahkan ke box penyimpanan di atas kapal dengan diberi pecahan es agar hasil tangkapan tetap segar sampai ke tempat pendaratan ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Dian Ayunita Nugraheni Nurmala. 2010. Analisis Bioekonomi Untuk 
         Pengelolaan Sumberdaya Kerang Simping (Amusium plueronectes) Di
         Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Prasetya, Johan Danu. Dkk. POTENSI KERANG SIMPING (Amusium
        pleuronectes) DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH

Yulianti, Astrid. Automation systems strain gage FOR SENSOR 
       APPLICATIONS KNOWING ACTIVITY (CIRCULATION OF WATER)
       TO SHELL. GUNADARMA UNIVERSITY LIBRARY





Tidak ada komentar:

Posting Komentar